Kata “investasi” saat ini sudah mulai cukup sering didengar oleh masyarakat Indonesia. Banyak juga yang telah mencoba investasi dalam berbagai jenis instrumen dan salah satunya adalah reksa dana.
Namun, seringkali ketika kita melakukan investasi di reksa dana tidak didasarkan pada tujuan yang jelas, maunya kita sih yang penting untung gede aja. Selain itu kita juga tidak memiliki jangka waktu yang spesifik kapan hasil investasi tersebut akan digunakan. Kemudian yang terakhir, aktivitas investasi kita juga tidak disesuaikan dengan profil risiko diri sendiri. Apakah profil risiko kita merupakan tipe konservatif (risiko rendah), moderat (risiko sedang), atau agresif (risiko tinggi).
Hal tersebut yang membuat portofolio investasi kita ‘berantakan’, maunya untung malah jadi buntung. Jadi, apa saja hal-hal mendasar yang harus kita miliki sebelum berinvestasi ?
Yuk simak!
Tujuan
Setiap orang pasti memiliki tujuan yang berbeda dalam kehidupannya, tergantung dari faktor dan kondisi yang mereka miliki. Begitu pula investasi, kita juga harus memiliki tujuan yang jelas agar perjalanan investasi kita dapat mencapai tujuan akhir atau goals yang ingin kita tuju.
Namun pertanyaannya adalah, “Tujuan kamu berinvestasi untuk apa ?”
Menikah ? Beli rumah ? Biaya Pendidikan ? Jalan-jalan ? atau … ?
Tujuan investasi itu merupakan destinasi dari perjalanan investasi kita. Dengan memiliki tujuan yang jelas, maka kita akan tergerak untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan sungguh-sungguh. Kemudian setelah itu kita dapat mencari “kendaraan” investasi yang cocok bagi diri kita, apakah itu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, atau kombinasi dari jenis-jenis reksa dana tersebut.
Misal, kita ingin membeli gadget baru seharga 10 juta rupiah, sedangkan tujuan utama kita yaitu membeli rumah. Tapi karena kita telah memiliki tujuan utama yang jelas, kita akan mengesampingkan keinginan untuk membeli gadget tersebut jika memang tidak terlalu dibutuhkan agar tujuan kita untuk membeli rumah dapat tercapai.
Jangka Waktu
Salah satu faktor mendasar yang cukup penting sebelum kita berinvestasi adalah seberapa lama jangka waktu yang kita butuhkan pada saat berinvestasi.
Sebagai contoh:
“Wah biaya acara pernikahan cukup besar juga yah, berarti harus investasi dari sekarang nih!”
“Ya… kira – kira butuh waktu dua tahun lagi dan investasinya 10 juta per bulan.”
Jangka waktu juga berhubungan dengan komitmen kita dalam berinvestasi. Dengan adanya tujuan dan jangka waktu yang jelas, kita bisa berinvestasi dengan lebih konsisten hingga mencapai tujuan akhir yang ingin kita capai.
Jumlah Nilai Investasi Yang Dibutuhkan
Besaran jumlah nilai investasi juga perlu diperhitungkan. Ketika tujuan dan jangka waktumu sudah jelas, sekarang waktunya untuk menghitung nilai investasi yang harus direncanakan.
Sebagai contoh:
Kamu ingin membeli sebuah mobil bermerk Yasir dengan harga sekarang misalnya Rp 250 juta dan estimasi dalam waktu tiga tahun kemudian menjadi Rp 275 juta.
Jika kamu meminjam uang di bank untuk beli mobil Yasir, mungkin bank atau perusahaan multifinance juga mensyaratkan harus membayar down payment sebesar 10%. Maka jumlah nilai investasi yang harus kamu butuhkan yaitu Rp 27,5 juta dan ditambah juga dengan biaya lain serta total jumlahnya menjadi Rp 30 juta. Nilai itulah yang harus kamu miliki ketika ingin mencapai sebuah tujuan investasi untuk membeli mobil Yasir tersebut.
Profil Risiko
Tujuan investasi, jangka waktu, dan jumlah nilai investasimu sudah jelas, nah’ yang terakhir merupakan dasar ke empat yang harus kamu ketahui sebelum berinvestasi, yaitu Profil Risiko.
Tiap orang memiliki profil risiko yang berbeda.
Jadi, apa profil risiko mu ?
Risiko Rendah:
Jika kamu merupakan tipe orang yang menginginkan risiko kerugian sangat kecil dalam berinvestasi, kamu adalah tipe Investor berisiko rendah. Instrumen investasi yang cocok untuk dirimu adalah reksa dana pasar uang (biasanya dapat diinvestasikan kurang dari satu tahun). Namun imbal hasil yang didapatkan dalam reksa dana pasar uang tidak sebesar dengan imbal hasil pada reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana saham.
Risiko Sedang / Menengah:
Jika kamu merupakan tipe orang yang menginginkan imbal hasil besar namun masih dapat menerima risiko kerugian yang cukup tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang, kamu merupakan tipe Investor berisiko sedang. Instrumen investasi yang cocok untuk dirimu adalah reksa dana pendapatan tetap.
Risiko Tinggi:
Jika kamu merupakan tipe orang yang menginginkan imbal hasil yang sangat tinggi dan dapat menerima risiko kerugian investasi yang sangat tinggi juga, kamu merupakan tipe Investor berisiko tinggi. Instrumen investasi yang cocok untuk dirimu adalah reksa dana saham.
Namun imbal hasil reksa dana saham dapat lebih efektif ketika diinvestasikan dalam jangka waktu lebih dari lima (5) tahun.
Jadi, apa profil risiko kamu ?
Yuk jangan tunggu lama-lama.
Tentukan tujuan investasimu dengan jelas, berapa lama jangka waktunya, berapa nilai yang dibutuhkan, dan tentukan profil risiko kamu.
Lalu…
Tinggal berinvestasi deh!
Belum cukup membantu ?, Chat langsung dengan Customer care kami di :